Sunday, September 27, 2015

Part 7 - Sekolah bahasa di Jepang - Biaya hidup di Tokyo - Makan, Kamar, Transportasi dan kerja Parttime

Nah, sebenarnya ini topik yang paling penting. Soal makanan!



Restoran Fujisoba yg ada dimana-mana. Pemesanan bisa di mesin tiket di depan restoran

Kebanyakan orang pikir Tokyo itu salah satu kota yang mahal banget biaya hidupnya. Tapi setelah sebulan saya coba tinggal disana, ternyata.... bener banget emang mahal :(

Sebenarnya kalau soal biaya makan, gak mahal2 banget koq. Hampir sama aja kayak kita makan di mall di Jakarta. Yang mahal tentu saja banyak, tapi kalau mau hemat hidup versi pelajar, bisa banget.

Masak sendiri di rumah tentu lebih hemat, bisa masak nasi, telor dadar, cah sayur dsb sudah cukup gizi. Tapi memang saya malas masak sendiri :D dan sudah siapin budjet buat cobain makanan jepang original juga, jadinya tiap hari makan di luar ^.^

Makanan yang paling sering saya makan, Gyudon. Kalau di Jakarta kan sudah ada Yoshinoya. Di Tokyo ada 3 franchise besar restoran khusus gyudon, Matsuya, Sukiya, dan Yoshinoya. Mereka ini udah kayak warteg, ada di mana2 di tiap jalan, dan selalu rame di jam makan siang kantor.

Matsuya yang paling enak! Pertama kali cobain ini enak banget sampai beberapa hari berturut2 saya balik lagi makan disini. Murah juga cuma 300 - 350 yen (30 - 40 ribu) udah dapat semangkuk gyudon, bisa pakai telur mentah. Oishii!! Minum udah dapet. Enaknya makan disini kita bebas kasih saos macam2
Porsi makanan di Jepang besar2, jadi pesan yg medium pun udah kenyang.

Matsuya 


Lalu belakangan coba Sukiya, jenis makanan mirip, tapi lebih banyak pilihan rasa. Dan yang paling menarik, mereka murah banget semangkuk cuma 250 yen !!! *Sekarang udah gak dapet segitu.

Gyudon set di Sukiya

Hampir sebulan penuh tiap hari saya lunch disini :D  sampai lama2 eneg juga.

Dari 3 itu, Yoshinoya yang menurut saya biasa aja rasanya. Tapi tetep aja, waktu Yoshinoya akhirnya masuk Indonesia, saya girang banget bisa makan gyudon lagi di Jakarta. Dulu heboh bgt Yoshinoya di Jakarta. Setelah cobain, wahh ternyata gak seenak aslinya di Jepang. Beda nasinya mungkin.

Unagi-don, ini musiman ada di Yoshinoya, 600 yen


Ngomongin makanan Jepang, utamanya pasti soal sushi. Dari jakarta juga saya sudah suka sushi, tapi gak ngerti apa2 juga sih, asal makan aja sepertinya semua hampir sama. Pertama kali cobain sushi di Tokyo,  wah beda banget enaknya sama yang di Jakarta. Rata2 fresh!

Harganya juga hampir sama kayak di Jakarta, malah lebih murah. Saya biasanya masuk ke Kaiten Sushi (sushi yg ada conveyor belt muter2), warna piring sesuai harganya, jadi bisa hitung habis berapa. Paling murah biasanya 100 yen, yang mahal... banyak juga. Rata2 maguro dan salmon sushi 1 piring 180 yen (20 ribu rupiah). Hampir sama kan kayak di Jakarta. Malah di Sushi Tei / Kiyadon kayaknya gak dapet segitu deh. Sekali makan biasanya habis 1500 - 2000 yen baru puas.

Biasa di pinggir jalan juga ada yang jual takeout sushi, harga sedikit lebih murah, buat makan di rumah. Yang paling mantap, saya ketemu supermarket di dekat apartment, begitu jam 9 malam diskon 50 %... Murah Banget!!! Masih sangat layak makan.



Oh ya sushi disini semua nigiri sushi ya (nasi di atasnya daging ikan mentah). Jarang lihat ada fusion sushi kayak dragon roll dan teman2nya.

Curry Rice dan Ramen yang enak lumayan mahal, sekitar 1000 yen. Ramen yang murah juga ada sih, tapi biasanya rasanya standar aja.



Banyak juga toko khusus jual bento. Di konbini juga pasti ada bento. Enak2 semua, lama2 bosen sih. Harga variatif 300 - 800 yen tergantung isi.
Kalau mau hemat, bisa beli katsu atau gorengan 1 biji cuma 100 yen, masak nasi di rumah :D


Jadi kalau dihitung kasarnya pengeluaran saya untuk makan sehari :

Pagi : Kopi 100 yen + Onigiri/Roti 100 yen
Siang : Gyudon 300 yen
Malam : 1000 yen  (biasanya cari makanan enak ^^)

1 hari ongkos makan hampir 1.500 yen (sekitar 160 ribu rupiah)

1 bulan berarti sekitar 45,000 yen (sekitar 5 juta rupiah)

Tapi itu udah termasuk yang boros ya. Kalau niat hemat juga bisa lebih murah.

Pengeluaran lainnya untuk transportasi kereta. Naik kereta biasanya sekitar 160 - 250 yen tergantung jarak dan tujuan. Saya beruntung bisa dapet kamar yang deket banget dari sekolah, jadi tinggal jalan kaki. Tapi tetep banyak naik kereta sih buat jalan2. Kalau naik kereta dari tempat tinggal ke sekolah, perlu siapkan sekitar 10,000 yen sebulan. Banyak juga murid2 yg beli sepeda supaya lebih hemat. Harga sepeda gak terlalu mahal, 10,000 - 20,000 yen sudah dapat.

Biaya Kamar

Nah di Tokyo yang paling berat itu biaya kamar.




Kamar ada 2 tipe umum, Guesthouse & Apato.

Guesthouse seperti tempat kos di Indonesia, lebih murah dibanding Apato. Biasanya rumah besar yang ada puluhan kamar ukuran kecil. Kamar mandi dan dapur sharing bersama penghuni lain di tiap lantai. Ada yang kamar sendiri, bisa juga sharing berdua atau bahkan lebih. Ukuran kamar sempit, luas sekitar 9 - 11 m2

Kisaran harga : 65,000 - 80,000 yen sebulan (kamar single)
                        35,000 - 50,000 yen sebulan (kamar sharing berdua)

Apato, bedanya cuma di dalam kamar sudah ada kamar mandi kecil dan dapur. Tapi jangan bayangin seperti apartment di Jakarta yang luas dengan beberapa bedroom, living room, kitchen dsb ya. Yang seperti itu juga ada tapi harganya luar biasa mahal. Murid biasanya cari apato yang studio (1 petak ruangan)

Kisaran harga : 100,000 - 130,000 yen sebulan



Biasanya kamar sewa untuk siswa asing, sudah termasuk listrik, air, gas, dan wifi.
Tapi ada juga yang belum termasuk, dan per bulan harus bayar sendiri sekitar 10,000 yen tergantung pemakaian.

 Lokasi juga berpengaruh. Daerah seperti Shinjuku dan Shibuya (tempat sekolah bahasa berkumpul) sangat mahal. Di daerah pinggiran tentunya lebih murah, tapi juga ongkos kereta dan waktu perjalanan ke sekolah bertambah.

Warganegara asing tidak bisa sembarangan sewa apartment di Jepang, perlu penjamin orang Jepang, dan biaya macam2 seperti deposit, uang masuk, uang kontrak, uang ganti kunci, cleaning fee, jadi biaya awal masuk bisa bengkak.

Evergreen bekerjasama dengan beberapa agen apartment/guesthouse untuk murid asing, yang praktis, aman dan tidak perlu biaya macam2. Biasanya cuma perlu bayar deposit atau uang masuk.

Evergreen juga mengurus semua soal kamar koq, jadi dibantu cari yang terdekat dari sekolah. Murid yang ke Jepang gak perlu khawatir, tinggal datang dan kami antar sampai ke guesthouse/apato-nya.

Oke, jadi coba kita hitung total pengeluaran sebulan :

Makan :  45,000 yen
Kamar :  50,000 yen
Transportasi : 10,000 yen
Telepon :      5,000 yen

Total : 110,000 yen (sekitar 12-13 juta rupiah)

Wah besar juga ya. Tapi jangan khawatir, sambil sekolah bahasa, murid boleh kerja parttime (baito).
Biasanya baito di restoran, toko, hotel dsb. Sekolah juga bantu cari koq, malah beberapa ada yg langsung menyalurkan kerja. Selama ini semua 100% siswa Evergreen dapat baito. Asal sudah bisa ngomong Jepang sedikit, gampang carinya.

Baito max 28 jam seminggu, asal tidak mengganggu urusan sekolah. Kasarnya 4 jam sehari. Tapi tergantung shift juga, bisa saja sabtu/minggu kerja pagi-sore. Senin-selasa libur. Di libur panjang seperti akhir semester, libur musim panas, boleh kerja lebih banyak.

Gaji 1 jam 900 - 1,000 yen. Jadi sebulan siswa bisa dapat sekitar 110,000 yen. Pas untuk biaya hidup. Jadi orangtua di Indonesia gak berat kirim uang terus.

Itu biaya hidup di Tokyo ya. Di kota lebih kecil seperti Osaka, malah biaya hidup lebih murah (Terutama biaya apato gak sampai 50% Tokyo), biasanya gaji baito tiap bulan lebih, jadi bisa nabung.

Buat murid yang mau lebih hemat lagi, bisa pilih ke kota kecil seperti daerah Shizuoka (gunung Fuji), Gifu, Gunma dan lainnya. Di kota kecil ini jauh lebih sepi dan tenang dibanding Tokyo, biaya hidup juga tidak tinggi. Kerja parttime pasti dapat. Murid bisa nabung gaji tiap bulan lumayan banyak, rata-rata 50,000 yen, bahkan bisa buat nabung bayar uang sekolah berikutnya.



Lanjut ke post berikutnya ~

Kunjungi website Evergreen untuk informasi kursus bahasa Jepang di Jakarta, atau sekolah bahasa di Jepang

No comments:

Post a Comment